Inilah Enam Dampak Buruk Yang Dapat Muncul Akibat Kemajuan Teknologi

Sahabat Saya Sekalian | Kita semjua saat ini hidup di era kecanggihan teknologi, yang tersedia dalam kejapan mata saja. Segala kehidupan kita, jauh lebih mudah dengan kehadiran teknologi, di tengah-tengah kita. Meskipun demikian, kita harus tetap menyadari bahwa sebenarnya, ada banyak sekali dampak, yang bisa dibawa oleh kemudahan-kemudahan tersebut.

Ketika teknologi sudah menjadi bagian, dari kehidupan kita sehari-hari, tentunya dampak negatif yang dibawa kecanggihan tersebut, bisa jadi tak kita sadari kemunculannya. Padahal hal tersebut dapat mengubah perilaku kita, kepribadian kita, serta segala hal yang awalnya baik menjadi lebih buruk lagi.

Kemudian timbul pertanyaan, memangnya apa yang dapat menjadi dampak negatif, dari kecanggihan teknologi yang semakin maju itu?. Nah berdasarkan hal tersebut, pada kesempatan kali ini kita akan bahas buat kamu sekalian sahabat, mengenai beberapa kemajuan teknologi yang membuat sifat manusia makin buruk.

Tanpa membuang waktu lebih lama lagi, karena sepertinya kamu juga sudah tidak sabar untuk mengetahui, mengenai pengaruh negatif apa sajakah yang dapat kita terima dari kemajuan teknologi tersebut?. Berikut ini ulasannya :

Inilah Enam Dampak Buruk Yang Dapat Muncul Akibat Kemajuan Teknologi

Baca Juga : Berikut Enam Variasi Sepeda Paling Unik Di Seluruh Dunia

- Obesitas Karena Kita Terlalu Dimanjakan Teknologi

Obesitas kini sudah menjadi masalah dunia, tak hanya bagi negara maju saja. Dari berbagai studi telah ditarik kesimpulan, bahwa yang berkontribusi terhadap tingginya angka Obesitas, tak lain ialah teknologi. Benar sekali, adanya smartphone, tablet, smart TV, konsol game, dan banyak teknologi lainnya, telah membuat kita terlalu malas untuk menggerakan badan.

Bahkan dalam sebuah studi, yang dihelat oleh Milken Institute di AS terhadap 27 negara, menyatakan hal yang relevan dengan prihal ini. Jadi, di setiap 10 persen kenaikan konsumsi gadget dan barang elektronik di sebuah negara, ada sedikitnya satu persen kenaikan rasio Obesitas. Hal tersebut tidak mengherankan. Karena semenjak adanya gadget, kita bisa duduk berjam-jam di atas sofa, atau bahkan rebahan di atas tempat tidur, tanpa seharian bangkit.

- Pola Tidur Yang Buruk Akibat Smartphone

Sebuah survei dari majalah TIME, menanyakan kepada ribuan respondennya soal masalah tidur. Dan pada akhirnya survei tersebut mendapati kenyataan, bahwa ribuan orang setuju bahwa era teknologi seperti saat ini, membuat tidur mereka lebih tak berkualitas. Bahkan dalam survei lain, 25 persen dari masyarakat berumur 18-24 tahun, ternyata mengalami masalah dalam tidurnya.

Ternyata, memang banyak alasan ilmiah di balik penggunaan smartphone di malam hari, dan hubungannya dengan rusaknya pola tidur. Sebenarnya manusia secara tidak langsung, 'terprogram' untuk tidur maupun bangun, hanya dengan kualitas cahaya sekitar. Cahaya merah yang kita lihat waktu senja, menandakan itu waktu kita beristirahat, dan cahaya biru di pagi hari, merupakan sinyal untuk bangun.

Masalahnya, cahaya biru yang kita bicarakan ini, juga dipancarkan oleh smartphone dan tablet kita. Hal tersebut dapat menekan jumlah Melatonin, senyawa kimia yang mengatur keinginan kita, untuk terlelap. Bahkan menurut studi dari Harvard, cahaya biru yang dipancarkan smartphone ini, juga mereduksi jam tidur di fase REM secara keseluruhan. Padahal fase REM adalah fase yang krusial untuk fungsi mental.

- Banyaknya Berita Palsu Membuat Kita Sulit Mencerna Informasi Dengan Benar

Facebook kini telah menjadi sarang dari banyaknya berita palsu. Tak cuma di Amerika Serikat, yang notabene mendapat masalah besar, akibat tingginya jumlah 'share' berita palsu. Di Indonesia juga ternyata demikian. Dan hal ini ternyata jadi masalah yang sangat-sangat besar, mengingat opini seseorang ternyata sangat mudah disetir, menggunakan media sosial ini.

Alhasil, Facebook jadi lahan basah untuk kampanye hitam. Banyaknya orang yang malas mencari tahu fakta yang sebenarnya, dari sumber selain Facebook menjadi akar dari semua ini. Tentunya kamu ingat, dulu Jokowi pernah diberitakan sebagai keturunan Cina, dan beberapa waktu lalu Hillary Clinton dituduh pemuja setan.

Kamu mungkin tak percaya dan menganggap itu lelucon, namun di luar sana banyak orang yang percaya, serta menyebarluaskannya. Memilukan bukan?. Namun untungnya, kini Facebook sudah bertindak tegas, untuk memberantas hal tersebut.

- Konten Digital Membuat Kita Sulit Berkonsentrasi

Segala sesuatu yang serba mobile dan serba digital, secara tidak kita sadari ternyata, dapat menurunkan kualitas konsentrasi kita. Segala hal yang cepat muncul, dan cepat berlalu juga, merupakan penyebabnya. Sebuah riset Microsoft yang dilakukan lembaga di Kanada, menyebutkan bahwa 'rentang perhatian' atau kemampuan manusia untuk berkonsentrasi, telah menurun secara signifikan semenjak era mobile.

Dibandingkan, antara hasil survei menggunakan alat pemindai otak di tahun 2000 dan 2015, rata-rata kemampuan konsentrasi manusia turun dari 12 detik hingga hanya 8 detik saja. Dan ini adalah hal yang buruk, karena hanya dalam 15 tahun saja rasio kemampuan manusia berkonsentrasi, ternyata dapat turun sejauh itu. Namun meski demikian, ada hal positif yang tersirat dari era ini, yaitu berupa manusia kini makin mampu dalam multitasking.

- Penyempitan Opini Sebab Media Sosial

Media sosial, adalah platform yang paling baik untuk lepas sejenak dari dunia nyata, dan bercengkrama dengan teman-teman serta berbagai opini dan perspektif di sana. Meski hal ini merupakan sesuatu yang positif, namun kian kemari media sosial, menjadi tempat berputarnya segala sesuatu yang negatif.

Facebook dapat jadi contoh yang tepat untuk hal ini. Berbagai berita palsu memenuhi feed media sosial satu ini, dan parahnya lebih banyak orang yang percaya akan kontennya, ketimbang yang rajin mengecek fakta di dalamnya. Parahnya lagi, algoritma Facebook selalu mendorong konten yang banyak diminati untuk naik ke atas, sehingga membuat berita palsu makin laris manis dikonsumsi.

Opini masyarakat jadi terputar-putar, dan sebagian besar jadi opini yang ekstrim tanpa dasar. Dalam dunia digital, hal ini disebut sebagai 'gelembung filter'. Di mana masyarakat seakan-akan terjebak dalam sebuah gelembung besar, karena hanya memperoleh informasi dari sosial media saja, dan tak punya perspektif pribadi yang menarik.

- Layanan On-Demand Membuat Kita Kurang Sabar

Boomingnya YouTube, serta juga munculnya banyak sekali aplikasi streaming on-demand, seperti Netflix dan Amazon Prime, ternyata berkontribusi dalam budaya menunggu. Karena konten yang bisa ditonton kapanpun, ketika tontonan yang kita nikmati habis kita akan merasa begitu kesal, sebab konten selanjutnya tersedia masih dalam jangka waktu yang lama.

Salah satu studi dari UMass Amherst, menilik perilaku penikmat hiburan, dari enam juta pengguna internet. Dari data tersebut mereka menganalisa, berapa lama rata-rata para pengguna internet, mau menunggu loading videonya. Dan jawabannya?, hanya dua detik saja. Lebih dari itu, mereka akan marah.

Efek ini bahkan menular ke dunia nyata, karena di Amerika Serikat, retailer bahkan menawarkan delivery barang di hari yang sama. Berbagai aplikasi mobile pun, juga berusaha keras untuk mereduksi waktu menunggu, bagi para pengguna.

Baca Juga : Inilah Empat Kisah Ilmuan Cantik Dengan Penemuannya Yang Luar Biasa

Itulah ulasan mengenai enam dampak negatif yang timbul akibat kecanggihan teknologi, sahabat sekalian. Kemajuan teknologi memang memiliki banyak sekali dampak positif, dan dapat membantu mempermudah kehidupan kita sehari-hari, namun kita juga tidak boleh terlena akan hal tersebut, kita juga harus ingat bahwa ada dampak negatif di baliknya. Semoga informasi tersebut bermanfaat serta dapat menambah wawasan kamu sekalian.


Dilansir Dari :

www.merdeka.com/teknologi/7-kecanggihan-teknologi-yang-buat-sifat-manusia-makin-buruk.html

Subscribe to receive free email updates: